Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Tenggelam dalam Langit Pengharapan Bagian Kedua

Gambar
  Pengajaran engku haji ke rang kayo sudah selesai, padanya rang kayo belajar agama, diajarnya muamalah, ilmu tentang keadaan hati, khauf, raja’, ridha, keikhlasan dan kejujuran pada diri rang kayo, diajarnya sejarah peradaban, nabi-nabi, dan bagaimana sahabat menyiarkan islam, diajarnya hukum agar adil masyarakat disekitarnya. Engku haji sebenarnya tidak terlalu senang jika rang kayo hanya belajar padanya dan beberapa guru di ujung pulau, hendaknya rang kayo mengikut pada perjalanan ke mekkah dan madinah, tapi karena engku pun tau tentang qadar dianggapkannya bahwa perjalanan rang kayo saat inipun takdir Allah, tak bisa dicampuri, cukup diikhtiarkan dan ditawakkalkan. Dengan dianggap tuntasnya pembelajaran rang kayo, kembalilah rang kayo ke asalnya, sepucuk jambi sembilan lurah, di desanya batin duo belas, tempat paling berpengaruh daripada lurah lainnya, tempat ayahnya menjadi saudagar besar walaupun orang luar, tempat rajo paduko berhalo yang baru, datuk temenggu mato merah me...

Mencuri Sepertiga Malam

Gambar
Ditengah kesunyian malam yang mengerikan, ketika langit didekap selimut gelap dan matahari tidak menyisakan sedikitpun bias cahayanya, aku memperhatikan manusia memiliki perangainya sendiri, penguasa salah satu negri menghabiskan malamnya dengan pesta yang dihadiri famili dan manusia-manusia serakah yang hidup dari mengongkang-ongkangkan kakinya diatas rezeki orang lain, aku memperhatikan seorang ibu yang mengambil air rebusan beras dengan sangat hati-hati ke secerek cangkir dengan niat dapat menenangkan tangisan lapar manusia paling berisik di terataknya, beberapa pandanganku menangkap mereka yang pulas dalam tidurnya tidak ingin datangnya siang agar puas istirahatnya, ada yang geliat tidurnya justru tidak bersabar akan datangnya siang, bila kulemparkan pandanganku ke arah dengan cahaya paling hingar bingar malam itu maka ditampakkan padaku mereka yang masih memperharapkan untuk rezeki bahkan setelah raja siang matahari telah menuju pada sisi lain kehidupan, jangan tanya padaku bagaim...

Parsih dan Jalanan Pukul 3 Pagi

Gambar
Mas Damar tidak pernah mengeluh ketika harus dibangunkan dekat pukul 3 pagi oleh suara mesin motor kharisma Parsih yang menggeber dan berisik, hanya satu kegelisahan mas Damar tiap pagi, yaitu ketika Parsih bertindak gegabah yang bisa jadi karena gelisah, atau memang karena masih lelah. Ketika Parsih gegabah pasti pecah keheningan di rumah petak mereka, bisa jadi karena perabot ada yang jatuh, suara langkah kaki yang diburu waktu, atau bahkan bisa jadi sebatas Parsih yang tidak sabar membuka pintu dan membuatnya bersuara decit yang memang perlu dikasih oli. “Parsih, sabar sebentar, tenangkan dirimu, pagi nanti Baldan dan Samri harus sekolah, jangan sampai mereka tidak fokus belajarnya karena kita orang tua tidak memberi mereka hak istirahat yang layak” Mas Damar tidak pernah mengeluh karena kepentingannya sendiri, semua untuk kepentingan keluarga begitu juga Parsih yang mengikat janjinya untuk terus memenuhi kebutuhan Baldan dan Samri. Parsih adalah kawannya jalanan tiap pukul 3 pa...

Review Buku Minhaj: Berislam dari Ritual hingga Intelektual

Gambar
  REVIEW BUKU   Judul                 : Minhaj : Berislam dari Ritual hingga Intelektual Penulis              : Hamid Fahmy Zarkasyi   Pertama-tama ijinkan penulis untuk kembali berbicara tentang buku kembali setelah sekian lama tidak membicarakan tentang buku kepada pembaca sekalian. Bukan berarti bahwa telah satu setengah tahun lamanya pribadi ini jauh dari buku, sama sekali tidak dan buku akan selalu menjadi hal yang paling dekat dalam pribadi penulis, yang berbeda adalah dengan berjalannya waktu dan dinamika rasa yang dinamis maka berbeda-beda pula cara mengapresiasi buku. Ada salah satu buku yang cukup panjang penulis simpan catatannya di jurnal pribadi karena sangat dekat dengan kebutuhan penulis, dan buku tersebut merupakan buku yang ditulis oleh Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi dengan judul Minhaj. Memahami buku Minhaj adalah m...

Tenggelam dalam Langit Pengharapan Bagian Pertama

Gambar
Rangkayo, orang terbuang. Seorang laki-laki kurus dengan tinggi tiga perempat tombak orang-orang majapahit dulu, matanya yang kemerahan tampak berair, tiada pasti apakah itu karena lama berkalung duka ataukah karena memang lama dihanyut diatas perahu dan hanya memandang matahari. Sudah dua hari dua malam rang kayo menghiliri sungai kepetang hari, yang kelak disebut batanghari oleh anak beranaknya, disebut kepetang hari karena eloknya sungai tersebut ketika bertentangan dengan matahari sewaktu turun, tiap-tiap petang, setidaknya saat matahari tingginya sudah nampak hanya setiang diatas sungai, batanghari selalu mendapatkan cahaya baru, paduan warna petang itu berbeda dari kemarin, berbeda pula dengan esok. Begitu seterusnya tak pernah sama sepanjang tahun dan sepanjang abad. Tak seorang pun pelukis yang bisa meniru tarian warna sungai batang hari tiap petang tersebut, itulah kuasa Tuhan. Rangkayo adalah korban kedukaan dari langit pengharapan, Rangkayo tidak kurang masyhur ditempat as...