Makna Kata yang Membentuk Nama
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh wamaghfiratuh
Saya
adalah seorang perantauan yang sedang menuntut ilmu alat yang yah sebutannya
paling “bergengsi” tapi sebenarnya jauh dari label tersebut merupakan ilmu yang
teramat murni dipelajari dalam mencari ridho Allah SWT. Saya adalah seorang
yang datang menjadi mahasiswa dengan idealisme meluap-luap yang insyaallah
dengan penjagaan Allah tidak mudah menguap.
Om
pram berkata bahwa menulis itu untuk keabadian, Ali bin Abi Thalib menyuruh
untuk mengikat ilmu dengan menuliskannya, makanya saya menulis. Didalam konsep
diri terdapat dua sumbu yang akan membentuk 4 kuadran, yakni sumbu horizontal
kompetensi dan sumbu vertikal orientasi, orientasi inilah yang akan membentuk
karakter, membentuk pribadi, dan pribadi hebat mengerti makna menulis, Said Nursi
melawan pendudukan inggris -bangsa pemenang perang dunia 1- dengan menulis,
Kartini dikenang karena ia menulis surat-surat yang kemudian dibukukan
teman-temannya.
Tulis apa
?
Akupun belum mengetahui apa yang harus
kutulis bahkan setelah beberapa kali memposting diblogku, tapi aku mengerti aku
harus tetap menulis apa yang telah dikunyah oleh mata telinga dan ditelan ke
akal,
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Dan seketika jadilah blog ini, wadahku
mempertanggungjawabkan ilmu yang kudapatkan dengan cara kesana kemari, baca itu
dan ini, hingga menemukan nama lebah vs tikus.
Nama yang aneh
tersebut bukan tanpa sebab, bukan hanya sekedar clickbait ataupun branding
semata, aku mendapatnya setelah membaca hadist tentang perumpamaan seorang
mukmin, dimana orang mukmin diumpamakan seperti lebah, padahal dalam banyak
catatan sifat-sifat hewan yang disamakan dengan manusia seringkali berkonotasi negatif,
manusia disebut monyet karena kerakusannya, tak cukup pisang ditangan kanan,
tangan lainnya menggenggam pisang lain, kakinya menggenggam pisang hingga
ketika mulutnya masih berisi pun ia masih dengan tamaknya merebut semua pisang,
manusia disebut tikus karena dimanapun ia berada ia selalu berbuat kerusakan,
di perumahan ia lubangi dinding, atap hingga pakaian, di hutanpun ia meruntuhkan
pohon yang tegap dengan melubangi tempat ia mengakar. Tapi lebah ? tiada
perumpamaan yang lebih indah dari pada itu.
عَبْدُ اللهِ بنُ عَمْرِ وَبْنِ الْعَاصِ
اَنَّهُ سَمِعَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
اِنَّ مَثَلَ الْمُؤَمِنِ لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ اَكَلَتْ طَيْبًا
وَوَضَعَتْ طَيْبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسَرْ وَلَمْ تُفْسَدْ
(رواه احمد فى المسند,
مسند المكثرين من الصحابة, مسند عبد الله بن عمر و بن العاص)
“Dari Abdullah bin
Amru bin Ash bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin seperti lebah. Dia memakan
yang baik dan mengeluarkan yang baik, hinggap namun tidak memecah dan merusak.” (HR. Ahmad)
Ada empat sifat yang
mesti dipelajari oleh manusia sifat-sifat itulah perumpamaan seorang mukmin.
Pertama lebah hinggap ditempat yang
bersih dan hanya mengambil yang bersih
“Dan Tuhanmu
mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon
kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” (QS. An-Nahl :
68)
Berbeda dengan lalat atau seranggga lain yang sering
kita jumpai ditempat sampah, berpesta dengan kotoran hewan, lebah hanya
menempati tempat-tempat pilihan, ia pun hanya mendatangi buah-buah dan
bunga-bunga pilihan, Begitu
lah pula sifat seorang mukmin, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا
مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ
تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang
beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu
dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”(QS. Al-Baqarah : 172)
Kedua lebah pun hanya mengeluarkan yang
bersih dan bermanfaat, dari dirinya ia mengeluarkan madu yang didalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia, yang dapat dibaca pada QS.
An-Nahl:69, ia adalah makhluk yang produktif dalam kebaikan, begitu pula sosok
seorang mukmin,
Ketiga, kemana pun lebah pergi tidak ada
satu ranting pun yang patah olehnya, ia tidak merusak lingkungannya
Keempat tidak pernah melukai kecuali
kalau diganggu, ia tidak pernah memulai untuk menyerang, menyerang hanya ketika
terancam, dan dalam bentuk mempertahankan kehormatan ummat.
Begitulah hidup seorang mukmin yang juga
merupakan hidup seekor lebah.
-Rizki Rinaldi
Komentar
Posting Komentar