Kemalasan sosial
T.E.A.M, together we achieve more.
Rasanya tak ada lagi slogan yang lebih tepat dari pada kalimat diatas didalam
memantik semangat dan kekompakan didalam berkelompok, Karena no man is an island nilai kerjasama
menjadi pokok bagi makhluk sosial bertangan dua ini, sebatang lidi jelas tak
sekokoh sepuluh lidi. Mungkin kita belum pernah melihat sekelompok bangkai
tikus ketika sedang dijalan, paling hanya kita temui seekor atau paling tidak
dua ekor tikus yang mati ditengah jalan dalam keadaan sudah berbau. Disitulah
fenomena yang bisa kita baca, bahwa dalam bentuk bertahan hidup sebuah tim
lebih berpeluang selamat dibanding seekor tikus yang akhirnya kita temukan
telah mengering ditengah jalan.
Kembali mengulas together we achieve more yang tampaknya
telah menjadi angan belaka yang hanya diajarkan di kelas-kelas softskill yang
diberikan dari organisasi hingga instansi, agaknya kerjasama sudah menjadi
kerja sama si anu atau kerja sama si itu yang membuat anggota kelompok lainnya
kehabisan tempat atau justru makan tempat.
Apa masalahnya ?
Masalah didalam krisis ini dipelajari dalam disiplin
ilmu psikologi sebagai social loafing,
dimana individual-individual kehilangan tendensi untuk memberikan effort
terbaik mereka, kecendrungan untuk menarik diri dan usaha dikarenakan setiap
perorangan didalam kelompok akan memberikan usaha bersama dalam mencapai tujuan
bersama sehingga kontribusi seseorang akan cendrung lebih sedikit daripada
keharusannya, hal inilah yang paling sering ditemui, masalah ini mengakibatkan
matinya nalar kritis individu-individu didalamnya oleh sebab hilang tendensi
dalam berkontribusi. Setidaknya begitulah ungkap om George (1992)
Dan apakah sebenarnya social loafing
tersebut ?
mungkin jawaban yang paling mendekati menurut penulis adalah penyakit, suatu social disorder, karena social loafing disini sudah bukan hanya
kecendrungan orientasi individual yang agaknya menyimpang, melainkan sikap abai
terhadap tanggung jawab kepada sesamanya dan dari sini lah mulai banyak ditemui
hal-hal lain yang menyimpang, dan satu yang paling rasional ialah rewarding, dimana reward intra kelompok
pun sangat berketidakadilan dimana si penggiat dan si pemalas mendapat reward
yang sama, bukankah itu yang anda rasakan semenjak smp hingga sma ? sadarlah penyakit
itu ialah penyakit yang sama yang menyerang di kehidupan sehari-hari
“Penyakit” ini
pada dasarnya perlu identifikasi yang kuat hingga dapat bersifat objektif dan
solutif dalam penanggulangannya sebab sejatinya yang kita bicarakan disini
ialah orientasi individu, penyakit ini dapat terjadi karena persepsi individu terhadap tugas yang akan diemban
yang akan berkorelasi pada motivasi individu tersebut, bahkan hal sebesar ini
dapat terjadi karena individu mulai kehabisan tempat, kehabisan peran hingga
akhirnya si penggiat kehilangan panggung didalam kelompok, atau justru terjadi
karena tidak teridentifikasinya kontribusi individu.
Didalam penelitian yang akhirnya disebut Ringelmann effect ditemui semakin besar
suatu kelompok akan semakin kecil usaha yang dilakukan masing-masing anggota
hingga terciptalah istilah 3 atau 4 orang adalah tim, sisanya ? penggembira
hehe. Dari situlah besarnya suatu
kelompok harus diperhitungkan jika ingin achieve
more , selain itu salah satu social
loafing juga dapat terjadi ketika kontribusi individu tidak
teridentifikasi, gagalnya evaluasi kinerja yang memperkuat kemalasan sosial
akibat tersamarnya hasil individu.
Mungkin ketika kita berhasil menentukan pembagian
peran yang proporsional melakukan monitoring yang kuat atas kontribusi individu
serta evaluasi yang membangun maka faktor eksternal social loafing berhasil kita atasi, tapi pertanyaannya bagaimana
mengembalikan orientasi individu yang cenderung merupakan penyebab utama ?
Tidak bisa, kita tidak bisa mengontrol individu-individu
yang orientasinya bersebrangan dengan kita, oleh karena itu pilihlah yang
engkau senang untuk bergaul dengannya yang pribadinya dekat dengan pribadimu,
bukankah Rasulullah SAW berkata bahwa ruh manusia senang berkumpul dengan yang
sama.
Jika engkau berada pada situasi dimana lingkunganmu
kurang kohesif dikarenakan orientasi yang bergesekan serta motif individu yang
berbeda maka solusinya ialah engkau ! sebagai pioneer mesti memulai untuk
mencari jawaban bersama atas pertanyaan mengapa engkau disini ?? kenapa
kalian/kita berkumpul ? untuk apa kalian disitu/ni ? sebab tidak akan berkumpul
pribadi-pribadi didalam lingkungan jika mereka tidak memiliki tujuan bersama,
itulah tugas kita untuk mempertegas tujuan bersama dan memperjelas siapa kita
Ketika jawaban bersama sudah ditemukan maka di situlah
orientasi pribadi yang sempit mulai meluas dan we achieve more.
Komentar
Posting Komentar