Surat Saya yang Terlambat untuk KPK Menghadap Keparat
Rizki Rinaldi
II
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Surat Maaf Kami yang Diam
II
“Kezaliman akan
terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya
orang-orang baik” (Ali bin Abi Thalib)
Sebelumnya marilah kita mendoakan salah seorang
pejuang kebenaran yang sedang berjuang dalam menggapai kembali kesembuhannya,
kesehatan yang dibutuhkan dia bukan untuk disia-siakan melainkan kesehatan yang
dibutuhkannya untuk menyelesaikan perjuangannya menumpas kejahatan keji di
negeri ini.
Pasti kita tidak pernah bosan jika
disuguhi fakta-fakta seru dan luar biasa tentang seberapa kaya negara Indonesia
ini, sejak saya kecil hingga sekarang saya selalu memasang wajah “wahh” ketika
disuguhkan informasi tentang seberapa kaya Indonesia, tentang seberapa banyak flora
dan fauna disini, sumber daya alamnya luar biasa untuk dihitung, tempat
pertambangan emas hingga alumunium kelas paling top didunia, tapi sejak kecil
juga saya selalu memasang wajah murung Karena setelah diberitahu seberapa “wah”
nya Indonesia pasti diiringi dengan fakta-fakta mengecewakan yang menghambat
kemajuan Indonesia, menghambat terwujudnya cita-cita mulia penggapai
kemerdekaan bangsa ini, dan orang Indonesia sudah pasti tau siapa yang
menghambat itu, merekalah para tikus, para koruptor.
Saking hebatnya korupsi di negeri
ini bahkan dibuat suatu lembaga khusus, lembaga yang diisi para pejuang
kebenaran, lembaga KPK, bahkan saking hebatnya lagi korupsi di sini hingga masa
kecil saya diisi tayangan televisi berjudul KPK (kumpulan para koruptor). Tapi
seperti yang diungkapkan Ali bin Abi Thalib bahwa kezaliman akan selalu ada,
dan itu Karena orang-orang baik hanya diam, iya kezaliman ada Karena kita diam
hingga akhirnya banyak korban berjatuhan, banyak sekali yang dikorbankan
orang-orang baik yang berani menegakkan kebeneran hingga akhirnya pak Novel
Baswedan pun korbannya.
Kalau kalian orang-orang baik
pastilah kalian marah, kalian marah Karena kalian benci kejahatan yang
memelaratkan rakyat, kalian benci korupsi dan ternyata barulah kita sadar bahwa
orang yang berani mengambil resiko, orang yang masih berdiri menantang
kejahatan disaat yang lain hanya bisa melihat teraniaya dan terkriminalisasi
pada titik yang tidak bisa kita bayangkan, ketika baru saja selesai menikmati
nikmatnya sholat subuh dan disiram air keras pada saat terang yang belum
terbit.
Kami semua sudah sadar pak, kami
sudah sadar beratnya amanah kalian mengabdi di KPK, dan kami hanya ingin bilang
kalau kami tidak akan meninggalkan kalian sendiri, kami tidak akan meninggalkan
kalian bertarung melawan keji nya akal koruptor, kejinya kriminalitas mereka
dan oleh Karena itu kami akan senantiasa memanjatkan doa dan memberikan
dukungan terhadap bapak Novel Baswedan, terhadap KPK dan setiap tindakannya
memberantas korupsi.
“Pahlawan yang setia itu berkorban,
bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita” (bung Hatta)
-Rizki Rinaldi
Komentar
Posting Komentar