Pribadi Ikhlas

Keikhlasan Menyampaikan Kebaikan
            Ketika menyampaikan pastilah terdapat minimal dua orang dibalik itu, penyampai dan yang disampaikan, semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang akan berpengaruh kepada minat objek yang menerima suatu penyampaian, sifat menyampaikan ini jugalah yang merupakan salah satu sifat pemimpin yang puncak sifat ini ada pada Rasulullah SAW. Oleh Karena itu seorang yang sudah diberikan intelektual dan rasionalitas tinggi haruslah melihat kepada Rasulullah SAW sebab telah disampaikan dalam surat al-jin ayat 28 bahwa “Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” (Al Jin 28).
            “Manusia dapat mendustai segolongan dalam suatu ketika, tapi manusia tidak bisa mendustai semua orang sepanjang waktu” (Abraham Lincoln)
Kata-kata diatas lah yang harusnya menjadi pegangan kita dalam berbuat dan menyampaikan kebaikan, Karena keikhlasan sendiripun masih sulit untuk dipertanyakan bahkan kediri kita sendiri. Buktinya banyak kita jumpai figure-figur yang disukai oleh pengikutnya namun berakhir dibenci Karena pada kenyataannya figure-figur tersebut tidak mampu berbuat ikhlas dalam menjalankan amanah dan dalam bertabligh, mereka yang ikhlas adalah mereka yang tidak akan kekurangan tempat, sebab masyarakat tau dimana tempatnya dan diletakkan dimana seorang yang ikhlas itu sehingga dia tidak perlu lagi mengejar-ngejar tempat melombakan diri untuk mencapai puncak tertinggi, seorang yang ikhlas akan tau diri dan akan turun ketika dia memang harus turun, akan naik ketika dia harus naik Karena dia tau bahwa menipu orang lain adalah sebuah kecurangan tapi dia juga tau menipu diri sendiri adalah seribu kecurangan, begitulah dia tau untuk menempatkan diri

            Latihlah Keikhlasanmu !!
Bagaimana cara kita melatih keikhlasan ??
Penulis mengutip dari buku buya hamka bahwa sebuah keikhlasan dapat dilatih dengan kita memulai berhati-hati dalam memilih perkataan yang akan keluar, sejatinya apa yang kamu ucapkan itu merupakan suatu perantaraan dari pemikiran, berhati-hati menyusun pikiran, bukankah kita sama-sama melihat betapa media saat ini sering kali jauh dari kebenaran, sering kali kebenaran ditutupi dengan selimut pemikiran komersiil, jika mereka sesungguhnya orang-orang yang ikhlas kepada bangsanya tentu mereka menentang kesalahan dan menunjukkan mana yang benar, diterima atau tidak bukan orientasi kita tapi benar atau tidaklah yang patut kita lihat

Menjadi pribadi yang ikhlas berarti berani menerima penolakkan, berani menerima celaan sebab kita tau pujian tidaklah mengenyangkan perut dan celaan tidaklah membunuh, dialah yang berani berkorban Karena hidup baginya adalah dua kali, hidup didalam tubuh yang bernyawa dan hidup sebagai suatu “sebutan” Karena ia tau pengorbanannya dan tindakannya juga merupakan bentuk pengabadian diri



-Rizki Rinaldi.

Komentar

  1. Mangstap 🙌

    NB : EYDnya masih banyak yang salah,bisa banget pake bahasa yang lebih sastra lagi. Overall keren 👌lanjutkan he,he,he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih loh atas masukkannya, masih terlalu banyak kekurangannya disitu dan masih seharusnya masih bisa dikembangkan lagi

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merayu Kepulangan Matahari

Mencuri Sepertiga Malam

Review Buku Tetralogi Laskar Pelangi