Membawa Pulang Pantai

Sebenarnya, sejak pagi hari ini sudah ku niatkan untuk membawa pulang pantai, aku bahkan sudah menyiapkan kantong plastik besar sejak mau berangkat dan diletakkan di saku celana dengan lipatan yang rapi. Bahkan, akuarium di rumah pun juga sudah ku bersihkan, sudah ku gosok dan mengkilap agar pantai yang ku bawa pulang bisa langsung dipajang dan diperlihatkan ke orang-orang, apalagi orang tua di kampung juga pernah menitipkan pantai untuk dipaketkan ke rumah agar bisa dipamerkan ke orang-orang di pasar tentang bagaimana indahnya pantai selatan jawa.



Pantai yang sudah kuincarkan untuk dibawa pulang sedang
sepi, pada langkah pertama kedatanganku aroma laut langsung mendekap, pudar
sudah minyak wangi yang disemprotkan tiga kali ke badanku pagi tadi digantikan
aroma laut yang kering bercampurkan bau garam. Aku sengaja datang ke pantai
pada siang hari, karena aku ingin membawa pulang pantai saat langit sedang
biru-birunya, warna yang ku tau pasti akan terus memanjakan mataku kalau sedang
lelah, beruntungnya siang ini semesta disapu oleh kebiruan sedangkan pasir
pantai memiliki dua warna berbeda antara yang disapu ombak dan yang dijemur
matahari serta tambahan warna perhiasan hijau zamrud di daerah laut yang
dangkal dengan sedikit sapuan buih pada debur ombak yang putih seperti kapas
seolah bisa kupintalkan menjadi permadani.

Keindahan pantai dalam satu waktu ini semakin menggugah keinginanku untuk membawa pulang pantai dan memajangnya di ruang tamu, agar basa-basi tamu saat di rumahku lebih istimewa daripada saat di rumah orang lain “Ini pantai kok indah sekali? Pasti mahal pantai ini, hanya pak Haji si kepala dewan yang punya pantai seperti punya mu, walaupun pantainya pak haji agak lebih pudar warna biru langitnya. Pantas ditawar harga berapa pantai ini menurutmu”

Aku mengeluarkan kantong plastikku, pantai ini rencananya akan kuambil seluas lapang pandang dan akan dikerat di keempat sisi, setelah itu kepiawaian dan ketelatenan saat membungkus pantai agar tidak tercecer amat dibutuhkan, di rumah nanti baru aku rapikan dan bersihkan sedikit sampah yang mengganggu di pantai ini.

Aku terlambat!

Saat sedang mengukur pantai, beberapa orang lokal terlihat dalam lapang pandangku sedang melemparkan kail pancingannya, kukira belum ada orang saat ini dan sekarang aku harus memilih mau diapakan pemancing-pemancing di pantai yang akan ku bawa pulang ini. Kecantikan pantai ini akan menjadi kesia-siaan jika tidak segera kubawa pulang, tapi tentu saja yang lain akan berakhir memancing dalam kehampaan karena pantainya menghilang.

Akhirnya kuputuskan untuk berdialog dengan orang-orang lokal tadi, barangkali mereka akan maklum bahwa kebutuhanku untuk membawa pulang pantai ada juga murni karena ingin mengabadikan keindahannya dan untuk dilihat orang-orang, kalau pantai ada di rumahku tentu akan ku rawat dengan lebih baik. Saat ku berjalan mendekati mereka, ku jumpai rupa para pemancing begitu terbaca di mataku bahwa air muka mereka melukiskan kesedihan melihat kantong plastik ku yang sudah terbuka, dialogku dengan mereka rupanya tidak dengan lisan karena suara mereka terlalu lemah untuk di dengar dan berakhir dengan aku membaca kesedihan dan keraguan mereka.

"Belum ada keringat menetes, kailku baru berpisah dengan tongkat pancingnya 5 menit lalu dan orang ini mau membawa pergi pantai? akan diarahkan kemana wajahku kalau pantai dibawa kabur? tidakkah dia tau kalau aku mencari penghidupan juga di pantai ini? tak akan ada lagi kulit legam ku yang dibakar matahari untuk membawa ikan ke rumah dan menjadi gizi keluarga jika pantai dibawa pergi, tentu jika pantai dibawa pergi kami-kami disini akan terluka, terdampar di ruang yang kecil dan menunggu waktunya habis saja"

Baru kali ini kepandaian lisanku tumpul, aku menjadi si pahit lidah tanpa kata, dialog selesai tanpa ada balasan dariku dan aku memilih pergi dari mereka.

2 jam aku duduk di bawah salah satu pohon pantai menyaksikan ruang dan waktu bersekutu dengan pemandangan dan keindahan ini, tunggu sebentar lagi waktu pintaku, nanti aku juga pasti pulang.

Nanti setelah pulang, sepertinya akuarium yang sudah dibersihkan akan dikembalikan ke gudang, aku tidak jadi membawa pulang pantai hari ini.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merayu Kepulangan Matahari

Mencuri Sepertiga Malam

Review Buku Tetralogi Laskar Pelangi