RK Story, we have story to tell
Memang baru satu agustus kemarin
secara resmi 30 pejantan dan 30 wanita yang saat ini seringkali saya temui
menjadi punggawa rumah kepemimpinan, saya sebut punggawa, bukan peserta apalagi
hanya sekedar penghuni. Disebut punggawa karena mereka adalah para penjaga
marwah dan harum rumah kepemimpinan, doakan agar punggawa ini selalu senantiasa
dijaga, karena hanya yang rela menjaga yang juga akan terjaga.
Izinkan
saya bercerita tentang manusia-manusia padi, orang-orang rendah hati yang saat
ini sedang diolah dalam dapur kepemimpinan. Sebenarnya mereka bukanlah orang
yang sudah diatas awan kemudian masuk kedalam tim punggawa ini, justru mereka
adalah orang-orang dengan falsafah “merendah dalam menuntut ilmu” karena mereka
mengerti air ilmu pengetahuan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang
lebih rendah, oleh karena itu mereka merendah dalam menuntut ilmu.
Setiap
pagi saya menemui manusia-manusia padi ini telah khusuk dengan urusannya
bersama yang maha kuasa hingga matahari menyapa, terkadang jam 4 bahkan jam 3
saya sudah menemui lembutnya gerakan mereka bertahajud sedang untuk
menggerakkan otot sekitar mata agar ia mau terbuka saja saya masih kesulitan.
Beratkah kalian tanya ? hmmm… saya rasa tidak bagi manusia padi disini, justru
aktivitas seharian mereka tampaknya lebih bugar dari orang kebanyakan, padahal
saya masih sering ketiduran di sekretariat oganisasi saya. semoga ini bukan
bentuk saling mengadu ego dan kesombongan, izinkan saya bercerita bahwa betapa
takjubnya saya terhadap manusia-manusia padi ini, salah satu program pembinaan
yang akan membuat kami kesulitan memanajemen waktu belajar ialah agenda malam
yang biasanya sampai pukul 10 malam dan bahkan lebih, dan disinilah saya
menemukan banyak sekali Habibie-habibie disekitar saya, orang-orang yang
tidurnya hanya sekitar 3-4 jam sehari, awalnya saya kira hanya akal-akalannya
media untuk membuat sosok pak Habibie jadi terasa lebih super, ternyata banyak
sekali orang-orang seperti itu disini.
Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini
selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami,
menguasai perasaan kami,
memeras habis air mata kami,
dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.
Sebenarnya
seperti itulah bulan pertama saya sebagai penjaga marwah dan harum rumah
kepemimpinan ini, amat banyak sekali rasanya hal yang harus saya perbaiki, tapi
satu yang saya rasa ialah saya bahagia, banyak sekali dialektika saya temui,
malam-malam bertemu dengan pembicara inspiratif selalu memacu inovasi baru bagi
saya, mesti diri ini belumlah cukup disebut sebagai manusia padi, tapi
setidaknya saya ingin mencoba berbaur dengan mereka dan sedikit demi sedikit
mendapatkan khidmat dan sikap rendah hati manusia padi.
-Rizki Rinaldi
Komentar
Posting Komentar