Manajemen diri : Pembatasan diri

Hanya Sekedar Memanajemen Diri

            Manusia terlahir bukan hanya sekedar bernafas, bukan sekedar mengentak-entakkan kaki dimuka bumi, dalam surah al-baqarah ayat 31 "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". Pada ayat ini tercerminkanlah tujuan, diterangkanlah kenapa kita terlahir, kenapa manusia berdiri diatas bumi bukan menjadi penduduk langit bukan menjadi objek didalam luasnya bumi dan indahnya bola langit. Dengan ayat ini jelas sudah bahwa manusia, bahwa masing-masing kita memangku tugas-tugas untuk menjadi seorang pemimpin, memimpin diri sendiri dan beberapa melihat lebih jauh, beberapa memilihkan dirinya menjadi pemimpin golongan, pemimpin masyarakat.
            Sebagaimana yang biasa diajarkan orang-orang di setiap organisasi, orang-orang disetiap profesi, langkah paling awal dalam memimpin ialah memimpin diri kita sendiri, you’re your own leader, dan disinilah penulis ingin menelaah tentang manajemen diri, kata kerja yang sangat laku saat ini dikalangan anak muda dan sangat penting dipelajari di era kapitalisme dimana kompetisi ialah bentuk survival.

            Manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni, manajemen sebagai ilmu ialah tumpukan-tumpukan, suatu akumulasi pengetahuan yang tersistemasi dan terintegrasi, dan dikatakan bahwa titik berat manajemen terhadap suatu ilmu ada pada metode keilmuan tersebut yang secara langsung mensistemasi seluruh pengetahuan dan bersifat pragmatis, bukankah seseorang bisa dikenal hingga ratusan tahun lamanya karena keberkahan ilmunya ? itupun merupakan manajemen ilmu. Manajemen sebagai seni dipandang sebagai keahlian serta keterampilan didalam menerapkan prinsip, metode dan teknik dalam memanfaatkan sumber daya sefektif dan seefisien mungkin.

            Lalu dimanakah kunci manajemen ?
Manajemen ialah sikap kita mengatur, dimana seluruh pengetahuan dikumpulkan dengan keterampilan dalam membuat batasan-batasan didalam diri kita, kunci manajemen ialah Batasan. Apa tidak terlalu abstrak menyebut manajemen ialah pembatasan sedang manajemen sendiri bentuk mencapai tujuan kita yang bebas ? agar bisa menjadi pemimpin ? tentu tidak
 “ kemerdekaan itu ialah cara yang ditujukan untuk menemukan batasan-batasan” -cak nun.
 Jelas manajemen diri ialah kita mengatur batasan-batasan diri, membatasi waktu, membatasi logistik dan lainnya dalam rangka mengatur hingga keseluruhan aspek diri.

            Bagaimana cara kita melatih dalam membentuk batasan-batasan tersebut ?
Buya hamka mengatakan bahwa pemerdeka jiwa ialah puasa, kembali lagi ke kemerdekaan sebagai cara kita menemukan batasan maka didapati pula dalam berpuasa kita dapat melatih manajemen diri, didalam berpuasa seseorang menemukan makna waktu, dari subuh ke magrib ia tunggu dengan manajemen nafsu, dari malam ke malam ia terus bacakan ayat-ayat suci, bukankah itu manajemen ? seorang yang ditemui di keseharian nya tempramen menjadi lebih tenang menjadi penuh kesabaran ketika berpuasa, seseorang yang selama ini jadwal makannya tidak teratur ter manajemen waktu makannya dengan berpuasa, jelas berpuasa ialah bagaimana kita menerapkan manajemen diri, memberikan batasan-batasan bagi raga dan jiwa, ketika kita aplikasikan manajemen diri orang yang berpuasa pada kehidupan sehari-hari didapatilah bahwa waktu sebenarnya merupakan teman, didapatinya bahwa nafsu yang selama ini membuatnya melenceng dari jadwal yang sudah susah payah dibuat pada malam harinya menjadi jinak tak meronta-ronta.
           

Begitulah manajemen, bentuk memimpin diri, integrasi keilmuan yang digunakan dalam menempatkan batasan-batasan dalam bentuk menghasilkan pribadi yang lebih dimuliakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merayu Kepulangan Matahari

Mencuri Sepertiga Malam

Review Buku Tetralogi Laskar Pelangi